P3K : Penilaian

Salam Pramuka,

PENILAIAN (ASSESMENT)

Dalam upaya memberiakan pertolongan kepada orang lain (korban/penderita) penolong harus terlebih dahulu mengerti apa yang terjadi dan bagaimana kondisi penderita saat ditemukan. Dengan demikian pertolongan yang akan diberikan dapat sesuai dengan keadaan penderita. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu adanya langkah yang disebut dengan Penilaian (Assesment).

Adapun langkah-langkah penilaian adalah sebagai berikut.

1.   PENILAIAN KEADAAN
2.   PENILAIAN DINI
3.   PEMERIKSAAN FISIK
4.   RIWAYAT PENDERITA
5.   PEMERIKSAAN BERKALA ATAU LANJUT
6.   PELAPORAN

1.  PENILAIAN KEADAAN

Penilaian keadaan dilakukan untuk menentukan adanya faktor pendukung atau penghambat dalam melakukan tindakan pertolongan nantinya. Dalam fase ini penolong terlebih dulu harus memastikan situasi aman untuk “penolong, orang sekitar/lingkungan dan korban” dengan jalan :
1. Bagaimana kondisi saat itu
Apa yang terjadi, mekanisme kejadian, berapa jumlah korban, amankah lingkungan, perencanaan pertolongan, sesuatu yang bisa dimanfaatkan (improfisasi)
2. Kemungkinan apa yang akan terjadi
Bahaya susulan apa yang akan terjadi dari kejadian tersebut
3. Bagaimana mengatasinya
Rencanakan dan lakukan langkah-langkah untuk mengamankan keadaan atau bahaya yang akan timbul (safety plan)

Saat dilokasi kejadian, penolong harus :
1.  Memastikan keselamatan diri, orang sekitar dan penderita (korban)
2.  Penolong memperkenalkan diri
3.  Menentukan keadaan umum dan mulai melakukan penilaian dini
4.  Mengenali dan mengatasi gangguan yang mengancam jiwa
5.  Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan
6.  Minta bantuan


2. PENILAIAN DINI

Dalam langkah ini penolong harus mengenali dan mengatasi secara tepat, cepat dan sederhana keadaan yang mengancam jiwa (masalah yang berhubungan dengan sistem pernapasan dan sirkulasi).

Langkah-langkah penilaian dini :
1.  Kesan umum
Bedakan antara kasus medis dan kasus trauma :
>> Kasus trauma : kasus yang disebabkan oleh trauma (ruda paksa) dan biasanya mempunyai tanda-tanda yang jelas.
>> Kasus medis : kasus yang diderita seseorang tanpa didahului oleh ruda paksa. Pada kasus ini penolong harus mencari riwayat gangguannya.
Kesan umum ini dapat mulai dilakukan saat kita mendekati penderita, untuk memperoleh gambaran secara ringkas keadaan penderita, namun hal ini bukan merupakan kesimpulan akhir dari keadaan penderita.

2.  Respon (pemeriksaan respon)
Hal ini untuk mengetahui berat – ringannya gangguan dalam otak penderita. Untuk menetukan tingkatan respon seseorang berdasarkan rangasangan yang diberikan ada 4 tahapan :
>> A (Awas)                       : penderita sadar penuh dan mengenali lingkungan
>> S (Suara)          : penderita bereaksi hanya bila dipanggil atau mendengar suara
>> N (Nyeri)                        : penderita bereaksi hanya bila mendapat rangsang nyeri.
>> T (Tidak respon)           : penderita tidak respon terhadap rangsang apapun

3.  Airway (memastikan jalan napas terbuka dengan baik)
>> Bila penderita dengan respon baik
Perhatikan saat penderita bersuara atau menjawab pertanyaan, adakah gangguan dalam suara napasnya
>> Bila penderita tidak respon
Akan dipelajari dalam Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

4.  Breathing (menilai pernapasan)
Setelah jalan napas dipastikan terbuka dengan baik dan bersih dari sumbatan, maka tentukan ada tidaknya napas dengan cara LIHAT, DENGAR dan RASA-kan. Untuk menetukan ada tidaknya napas ini dilakukan dalam 3 – 5 detik. Bila tidak ada napas  maka lakukan tindakan resusitasi napas (dipelajari dalam BHD dan RJP)

5.  Circulation (menilai sirkulasi dan perdarahan hebat)
Pastikan adanya denyut nadi dan tidak ada perdarahan yang membahayakan nyawa, jangan terpaku pada cedera yang terlihat, perdarahan dalam akan lebih membahayakan.
Menilai sirkulasi (nadi) dapat dilakukan :

>>  Penderita sadar
Dewasa dan anak dapat dilakukan di nadi radialis (pergelangan tangan), untuk bayi lakukan di nadi bracialis (lengan atas bagian dalam)

>>Penderita tidak sadar
Dewasa dan anak lakukan di nadi karotis (leher), untuk bayi lakukan di nadi bracialis (lengan atas bagian dalam)
Untuk memastikan ada tidaknya denyut jantung (nadi) diperiksa selama 5 – 10 detik. Bila tidak ditemukan adanya denyut nadi maka dilakukan Resusitasi Jantung Paru (dipelajari di BHD dan RJP)

6.  Menghubungi batuan
Bila dirasa perlu segera minta bantuan untuk rujukan.



3. PEMERIKSAAN FISIK

1.  Kasus Trauma
Penolong harus menentukan penderita mengalami cedera signifiakan atau tidak. Penentuan signifiakn atau tidak tergantung dari mekanisme cederanya. Beberapa contoh cedera signifikan :
>> Terpental dari kendaraan
>> Adanya penumpang lain yang meninggal
>> Jatuh dari ketinggian lebih dari 5 m (kecuali bayi, jatuh dari 1 m sudah termasuk cedera signifikan)
>> Tidak respon
>> Luka tusuk di kepala, dada atau perut

Mekanisme cedera tidak signifikan
· Cari penyebab terjadinya cedera (mekanisme cedera)
· Wawancara penderita sambil menilai pernapasan dan perdarahan
· Temukan riwayat yang berhubungan dengan kejadian dan pemeriksaan sesuai dengan keluhan
· Nilai tanda-tanda vital
· Lakukan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan

Mekanisme cedera signifikan :
·     Nilai keadaan dan tentukan kemungkinan penyebab cedera
·     Wawancara saksi, nilai hal-hal yang mengancam nyawa, stabilkan tulang leher
·     Lakukan pemeriksaan fisik cepat, lakukan penanganan
·     Nilai tanda vital dan ulangi beberapa saat kemudian (catat bila terjadi perubahan)
·     Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (bila memungkinkan)

2.  Kasus Medis
Pada kasus medis penderita dibagi berdasar ada tidaknya respon. Penderita tidak respon pemeriksaan fisik dilakukan cepat hanya untuk mengetahui bahwa tidak ada trauma.
Penderita respon :
·     Mulai dengan wawancara dan lanjutkan selama menilai dan menanganinya
·     Ajukan pertanyaan yang mengarah pada riwayat penyakitnya
·     Pemerikasaan fisik dilakukan sesuai keluhan
·     Nilai tanda fital
Penderita tidak respon :
·     Wawancarai saksi/keluarga (bila ada) untuk mencari riwayat penderita
·     Pastikan ABC baik
·     Periksa tanda khas suatu penyakit
·     Nilai tanda vital (catat)

Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita :
a.  Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh tubuh, dengan tujuan mencari berbagai tanda
b.  Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dan berurutan dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun bisa berubah sesuai dengan kondisi penderita


Pemeriksaan fisik ini melibatkan panca indra kita :
a.  Inspeksi (penglihatan)
b.  Palpasi (perabaan)
c.  Auskultasi (pendengaran)

Pada penderita cedera, harus dicari adanya :
1.    Perubahan bentuk    (P)
2.    Luka terbuka              (L)
3.    Nyeri tekan                 (N)
4.     Bengkak                      (B)

4. RIWAYAT PENDERITA

Wawancara sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi penderita. Hal ini bisa dilakukan kepada penderita langsung (bila sadar) atau saksi/keluarga (bila penderita tidak sadar). Untuk memudahkan wawancara kita mengenal akronim :KOMPAK
·     K     : Keluhan utama (gejala dan tanda)
·     O     : Obat-obatan yang diminum
·     M     : Makanan/minuman yang terakhir
·     P     : Penyakit yang diderita
·     A     : Alergi yang dialami (dimiliki)
·     K     : Kejadian yang dialami

5. PEMERIKSAAN BERKALA

Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan diatas bukan berarti tugas penolong selesai, namun harus dilakukan pemeriksaan ulang (lanjutan) sampai mendapatkan pertolongan medis. Pemeriksaan ini bisa juga mencari hal-hal yang terlewatkan.
Secara umum pemeriksaan berkala, harus dinilai kembali :
a.   Keadaan respon
b.   Nilai kembali ABC
c.   Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan periksa ulang dari ujung kepala sampai ujung kaki
d.   Periksa secara seksama bila ada hal-hal yang belum diperiksa
e.   Nilai kembali penatalaksanaan
f.    Pertahankan komunikasi dengan penderita

6. PELAPORAN

Semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
·       Umur dan jenis kelamin penderita
·       Keluhan utama
·       Tingkat respon
·       ABC
·       Pemeriksaan fisik yang penting
·       KOMPAK yang penting
·       Penanganan (penatalaksanaan)
·       Perkembangan lain yang penting